Setiap Kita Adalah Pemimpin
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ أَلاَ كُلُّكُمْ رَاعٍ
وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالأَمِيرُ الَّذِى عَلَى
النَّاسِ رَاعٍ عَلَيْهِمْ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالرَّجُلُ رَاعٍ
عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ
عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِىَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ
وَالَعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ
فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Dari Abdullah bin Umar, bahwasanya Rosulullah SAW bersabda :
“Ketahuilah…Setiap dari kalian adalah pemimpin yang akan di mintai
pertanggung jawabannya, seorang imam adalah pemimpin bagi masyarakatnya
dan akan di mintai pertanggung jawabanya tentang kepimpinannya,
seorang suami adalah pemimpin bagi keluarga dan ia bertanggung jawab
terhadap keluarganya, seorang istri adalah pemimpin bagi rumah suaminya
dan anak-anaknya dan ia bertanggung jawab terhadap mereka,
seorang pembantu adalah pemimpin bagi harta tuannya dan ia
bertanggung jawab terhadapnya, setiap kalian adalah pemimpin dan tiap
kalian mempunyai tanggung jawab terhadap yang di pimpinnya”. (HR. Abu
Daud : 2930)
Hadits ini sangat populer dan boleh jadi sudah
banyak dari kita yang menghafalnya, hadits diatas mengingatkan kepada
kita semua — dengan apapun profesi kita saat ini– bahwa Allah akan
memintakan pertanggungjawaban dari semua amanah yang telah Dia embankan
kepada hambaNya. Tidak ada yang dibiarkan olehNya kecuali setiap kita
akan ‘diberondong’ dengan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan
saat itu tak ada satu makhlukpun yang bisa untuk berdusta.
فَوَرَبِّكَ لَنَسْأَلَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Maka demi Tuhanmu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, tentang apa
yang telah mereka kerjakan dahulu”. ( QS. Al-Hijr : 92-93)
Pada ayat ini Allah bersumpah, dan dalam kaedah ilmu al-Quran
dijelaskan, setiap kali Dia mengawali ayat-ayat al-Quran dengan huruf
qosam (huruf yang menunjukan sumpah) maka sesungguhnya Allah ingin
memberikan ‘stressing’ lebih kepada makna yang terkandung pada ayat
tersebut.
Lihat saja betapa mereka yang ‘tersandung’ sebuah kasus
dan akan dimintai keterangan hanya sebagai SAKSI, maka sudah sangat
ketakutan dan dibalut kekhawatiran yang begitu hebat, apalagi bila
kemudian menjadi TERSANGKA, mereka menjadi tidak nafsu dalam segalanya,
karena fikirannya dipenuhi dengan bayangan-bayangan kesengsaraan dan tak
sedikit mereka terserang depresi hingga jatuh sakit, padahal masih di
dunia dan hanya ancaman kurungan penjara yang hanya beberapa tahun saja,
dan itupun masih mendapatkan perlakuan baik dan diberi makan.
Ancaman Allah dalam al-Quran buat mereka yang ‘gagal’ dalam
mengemban amanah dariNya, baik sebagai imam (pemimpin pemerintahan),
suami, istri, majikan dan bahkan sebagai pembantu, melebihi sejuta kali
ngerinya dan sengsaranya daripada ancaman hukuman yang berlaku di
Indonesia. Mereka akan ‘dipenjara’ dalam kurungan api yang berkobar,
mereka akan di siksa, mereka akan diberi makan dari batang pohon yang
berduri, setiap kali memakannya maka duri-duri tersebut akan tertancap
dimulut dan lidahnya, mereka akan diminumkan dari air campuran darah dan
nanah yang panas dan akan membakar kerongkongan, dan yang paling
mengerikan bahwa mereka akan selamanya dalam siksaan.
Ancaman ini
adalah nyata dan benar2 akan terjadi pada waktunya nanti, bahkan
berkali-kali Allah ingatkan ancaman tersebut didalam firman2Nya.
Maka mereka yang benar-benar sayang pada dirinya akan terus berusaha
menunaikan amanah apapun yang didapatkannya dari Allah, inilah yang
dilakukan oleh Umar bin Abdul Aziz ketika rela dalam gelap gulita karena
tak ingin menyalakan pelita dengan minyak negara untuk urusan pribadi
yang padahal kala itu beliau sebagai ‘presiden’nya. Beliau takut tak
mampu mempertanggungjawabkannya dihadapan Allah jalla jalaaluh.
Setiap kita pemimpin, maka waktunya akan tiba, suka atau tidak suka,
kita akan duduk dibangku ‘pesakitan’ di hari akhirat dan semua yang
pernah dilakukan di dunia ini akan ditanyakan secara detail, tak ada
sedikitpun yang terlewat, ada ancaman dan ada janji indah yang telah
disiapkan, dan semua keputusan ada dalam ‘genggaman’Nya.